Pola Orientasi Moral
Anak Taman Kanak-Kanak
Pada
usia Taman Kanak-kanak anak telah memiliki pola moral yang harus dilihat dan
dipelajari dalam rangka pengembangan moralitasnya. Orientasi moral
diidentifikasikan dengan moral position atau ketetapan hati, yaitu sesuatu yang
dimiliki seseorang terhadap suatu nilai moral yang didasari oleh cognitive
motivation aspects dan affective motivation aspects.
Tahapan
perkembangan moral seseorang akan melewati 3 fase, yaitu premoral, conventional
dan autonomous. Anak Taman Kanak-kanak secara teori berada pada fase pertama
dan kedua. Oleh sebab itu, guru diharapkan memperhatikan kedua karakteristik
tahapan perkembangan moral tersebut. Sedangkan menurut Piaget, seorang manusia
dalam perkembangan moralnya melalui tahapan heteronomous dan autonomous.
Seorang
guru Taman Kanak-kanak harus memperhatikan tahapan heteronomous karena pada
tahapan ini anak masih sangat labil, mudah terbawa arus, dan mudah terpengaruh.
Mereka sangat membutuhkan bimbingan, proses latihan, serta pembiasaan yang
terus menerus.
Moralitas
anak Taman Kanak-kanak dan perkembangannya dalam tatanan kehidupan dunia mereka
dapat dilihat dari sikap dan cara berhubungan dengan orang lain, cara
berpakaian dan berpenampilan, serta sikap dan kebiasaan makan. Demikian pula,
sikap dan perilaku anak dapat memperlancar hubungannya dengan orang lain.
Penanaman
moral kepada anak usia Taman Kanak-kanak dapat dilakukan dengan berbagai cara
dan lebih disarankan untuk menggunakan pendekatan yang bersifat individual,
persuasif, demokratis, keteladanan, informal dan agamis.
Beberapa
program yang dapat diterapkan di Taman Kanak-kanak dalam rangka menanamkan dan
mengembangkan perilaku moral anak di antaranya dengan bercerita, bermain peran,
bernyanyi, mengucapkan sajak, dan program pembiasaan lainnya.
Pengembangan
Kemampuan Kepribadian/Moral bagi Anak Taman Kanak-kanak
Perkembangan moral dan etika
pada diri anak Taman Kanak-kanak dapat diarahkan pada pengenalan kehidupan
pribadi anak dalam kaitannya dengan orang lain. Misalnya, mengenalkan dan
menghargai perbedaan lingkungan tempat anak hidup, mengenalkan peran gender
dengan orang lain, serta mengembangkan kesadaran anak akan hak dan tanggung
jawabnya.
Puncak
yang diharapkan dari tujuan pengembangan moral anak Taman Kanak-kanak adalah
adanya keterampilan afektif anak itu sendiri, yaitu keterampilan utama untuk
merespon orang lain dan pengalaman-pengalaman barunya, serta memunculkan
perbedaan-perbedaan dalam kehidupan teman di sekitarnya.
Hal yang
bersifat subtansial tentang pengembangan moral anak usia Taman Kanak-kanak
diantaranya adalah pembentukan karakter, kepribadian, dan perkembangan
sosialnya. Guru Taman Kanak-kanak harus menguasai strategi pengembangan
emosional, sosial, moral dan agama bagi anak Taman Kanak-kanak. Juga, guru
Taman Kanak-kanak perlu untuk senantiasa mengadakan penelitian tentang
pengembangan dan inovasi dalam bidang pendidikan bagi anak usia prasekolah.
No comments:
Post a Comment